Selasa, 12 Juli 2011

Hari-hari Pertama Masuk SD

Begini rasanya menghadapi hari pertama Hirzi masuk Sekolah Dasar. Berdebar-debar. Bagaimana nanti Hirzi menyesuaikan diri di lingkungan sekolahnya? Walau selama ini sudah sering berpindah-pindah tempat sekolah, kali ini tentu terasa berbeda, karena sekolah yang ini adalah Sekolah Dasar alias SD. Tak terasa, Hirzi memang sudah memasuki SD di usia 5,7 tahun.

Senin, 11 Juli 2011, pukul 06.25 Hirzi sudah selesai berkemas dan siap berangkat sekolah. Seragam Putih Merah menjadikan Hirzi terlihat bukan lagi anak kecil seperti anak-anak TK sebelumnya. Dengan tas ransel coklat polos pilihan Hirzi yang dibeli waktu di Bukit Tinggi beberapa bulan lalu menggantung di belakangnya nampaknya cukup berat karena kebutuhan untuk satu hari ini semua ada dalam tas itu; Buku, Alat Tulis, Snack, Nasi dan Sendal.

Jam 06.45 Wib Hirzi sudah berangkat menuju sekolah, perjalanan normalnya memakan waktu 15 menit, tapi kondisi jalan sekarang ini tidak mungkin dapat ditempuh dengan waktu yang begitu singkat karena salah satu jalur jalan utama dari simpang By Pass menuju Indarung sedang dalam proses pengaspalan sehingga satu jalur digunakan untuk arus kendaraan yang berbeda. Kendaraan macet berkilo-kilo panjangnya dan kendaraan bergerak sedikit demi sedikit.

Karena Hirzi dan Abah naik vario, masih lebih lancar dapat menyelip-nyelip di antara seliweran kendaraan berat yang lalu-lalang di sepanjang jalan menuju Indarung. Seperti informasi yang dikasi Ummi, ada jalan pintas menuju Sekolah Hirzi, setelah jembatan Haru ambil arah memutar balik, kira-kira 50 meter ada lorong di samping ruko, selanjutnya tersambung dengan jalan berukuran selebar kira-kira 5 meter menyusuri sepanjang sungai, jalan ini langsung menuju sekolah yang dituju. Sekolah Dasar Islam Terpadu Permata (SD IT Permata), yang terletak di Jl. Andalas Baru No. 25B Simpang Haru Padang.

SD IT Permata adalah Full Day School. Masuk jam 07.30 dan pulang pukul 16.00. Untuk murid kelas 1, hari pertama dan kedua pulang jam 12.00, sedangkan murid kelas 2 dan seterusnya pulang jam 13.00, hanya untuk dua hari pertama saja. selanjutnya berlaku jadwal normal.

Perkenalan
Karena ini hari pertama, maka murid-murid dan orang tua/wali diperkenalkan dengan segenap staff pengajar dan karyawan SD IT Permata satu persatu dan sekaligus menjelaskan tugas mereka masing-masing, siapa melakukan apa. Seremoni ini memang 'adat-istiadat' di awal sekolah untuk menjalin rasa antara sekolah, murid dan orang tua/wali.

Ada yang menarik selama berlangsungnya seremoni perkenalan ini. Yang namanya anak-anak, luar biasa ribut suasananya. Bisa dibayangkan, di sudut sana ada anak yang menangis karena mungkin terlalu lama berdiri, ada juga di sudut lain menangis karena saat melirik ke belakang, dia tidak melihat orang tuanya berdiri di antara orang tua murid yang lain. Yang bandel-bandel malah berani jongkok sambil menganggu teman-teman lainnya. Yang lucu lagi ada anak yang selalu memegang lengan orang tuanya, tapi orang tuanya terus-terusan berontak agar tangannya terlepas dari genggaman tangan anaknya, saling tarik-menarik tak ada yang mau mengalah, akhirnya orang tua yang mengalah dan ikut berbaris di shaf paling belakang.

Abah lihat Hirzi sudah mulai gelisah juga karena Hirzi sudah mulai berkomunikasi dengan teman di depan dan belakangnya. Sekali-kali terlihat tangan Hirzi menyilang di wajahnya dan sekali-kali sebelah tangannya membentang ke samping dan ke atas. Abah lagi mengira-ngira, apa yang sedang Hirzi lakukan. Tak mau terlewatkan dengan momen unik ini, Abah mengawasi terus sikap Hirzi. Tiba-tiba berkelabat satu lengan di atas bahu Hirzi... Huppp..... Secepat itu pula Hirzi menyilangkan tangannya dan menangkap lengan tangan temannya yang mencoba mau 'menebas' leher Hirzi..... Sambil terbahak-bahak Hirzi dan temannya itu terus berbicara, entah apa yang mereka bicarakan, tapi terlihat gembira, mereka bersenda layaknya anak-anak lain.

Suasana semakin bising dengan tingkah murid-murid ini... Khususnya yang baru masuk kelas 1. Murid kelas 2 dan seterusnya lebih tertib karena mereka sudah memahami aturan main di sekolah ini, dan mereka sudah tahu bahasa tubuh guru-guru mereka sehingga kalau ada gerakan tertentu dari guru yang memegang mike, murid-murid kelas 2 ke atas langsung faham dan diam....

Nampaknya para guru mengharapkan agar orang tua mau membantu mereka untuk mendiamkan anak masing-masing, seperti Abah dan orang tua lain lakukan, dengan menyilangkan jari telunjuk ke mulut ketika mereka menoleh orang tua, anak-anak diam sesaat, tapi hanya sebentar, setelah itu suasana kembali heboh dengan suara cekikikan, tangisan sampai pada suara tiru-tiruan bintang film masing-masing; ada suara pesawat, helikopter dan suara Ultraman Dyna tentunya.....

Guru-guru ini sudah terbiasa menghadapi perilaku aneh anak-anak dan mereka memang sudah mempersiapkan kata-kata magic untuk mengatasi ini, maka tiba-tiba guru yang memegang mike berteriak dengan mengucapkan, "Ambil Kunciiiiiiiiiiii, kunci muluuuuuuttt..... Diiiiiiammmm". Kontan saja semua suara lenyap seperti ditelan bumi. Kami para orang tua saling pandang dan tertawa lega dan tambah yakin, bahwa guru-guru ini memiliki kemampuan untuk mengatasi semua ini. Kata-kata magic itu memang dahsyat, anak-anak jadi bungkam dan konsen kembali mendengar arahan guru-guru mereka.

Sekali-kali guru juga meneriakkan kata-kata, "Allahu Akbar", "Are you ready", dan kata-kata semangat lainnya yang selalu dibalas oleh murid-murid dengan serentak dan gema yang lebih dahsyat lagi.... Karena kata-kata magic ini diucapkan terus menerus, maka murid-murid kelas 1 pun menjadi terbiasa dan menunggu kata-kata itu diucapkan lagi oleh pak guru itu.... Akhirnya mereka memang dapat berkonsentrasi.....

Pembagian Kelas
Setelah selesai acara seremoni perkenalan, masing-masing guru (ustadz/ustasdzah) mengambil posisi dan memanggil murid-murid yang menjadi anak bimbingannya untuk masuk kelas yang memang sudah diatur oleh akademik sebelumnya.

Satu-persatu murid masuk kelasnya, bagi yang tidak mendengar maka tetap dalam barisan sampai namanya dipanggil kembali untuk masuk kelas. Abah sengaja mendengarkan setiap nama yang dipanggil oleh ustadszah, hingga nama Hirzi disebut, tapi Hirzi tidak mendengar karena Hirzi asyik bersenda gurau dengan temannya yang tadi itu, mereka terlihat akrab sekali seperti sudah lama kenal. Mereka seperti tidak peduli lagi pangdilan-panggilan nama oleh ustadzah. Sampai akhirnya hanya ada tinggal 4 orang lagi yang belum dipanggil-panggil, termasuk Hirzi dan temannya itu. Hirzi melirik Abah seperti bertanya, kenapa Hirzi belum dipanggil? Abah hanya senyum memberi isyarat dengan memegang telinga. Hirzi faham, tapi wajahnya mulai memerah, karena Hirzi memang selalu tidak ingin ditinggal sendirian seperti waktu tes masuk beberapa waktu lalu.

Tinggal 3 orang yang tersisa, Hirzi semakin gelisah, kenapa dia tidak disuruh masuk. Akhirnya Abah bicara sama Hirzi, "Tunggu sebentar, nama Hirzi akan dipanggil lagi, dan dengar baik-baik". Ternyata yang dipanggil setelah itu adalah teman Hirzi yang di depan tadi. Tersisa 2 orang lagi, dan ustadzahnya langsung mendatangi Hirzi, "Assalamu'alaikum Hirzi, nama Hirzi sudah dipanggil tadi, ayo kita masuk, ini kelas Hirzi, Kelas Senyum". Kata ustadzahnya sambil mengelus-elus kepala dan memeluk Hirzi sambil menggiringnya masuk ke kelas "SENYUM".
ANAKKU.... SELAMAT MENEMPUH PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU PERMATA

1 komentar:

  1. assmlkm Hirzi ... apa kabar sekarang ..udah kelas 6 ya ... masih ingat punya teman namanya Hirzy juga ...lengkapnya Murtaza Hirzy ... ada dua iji di SDIT permata 2011 Hirzi dan Hirzy ... satu di kelas senyum , satu di kelas salam .... mobil jemputannya sama mobil ustd Budi ... salam dari Hirzy di padang utk Hirzi di Aceh ..

    BalasHapus